Rabu, 05 Juni 2013

Pembelajaran Terpadu


KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya Makalah mengenai "TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN HUMANISTIK ini  dapat selesai tepat pada waktunya.
Mengingat waktu yang tersedia untuk menyusun makalah ini sangat terbatas, kami sadar masih banyak kekurangan baik dari segi substansi maupun dari susunan bahasanya. Untuk itu kritik dan saran  yang bersifat membangun sangat kami harapkan
Akhir segala kritik dan saran bersifat konstuktif untuk menyempurnakan pembuatan makalah  landasan teoritik dan emfirik pembelajaran terpadu akan kami terima dengan tangan terbuka.




                                   
Mataram 1juni 2013
                                                                                                            Penyusun













DAFTAR ISI
1.    KATA PENGANTAR
2.    DAFTAR ISI
3.    LANDASAN TEORITIK DAN EMFIRIK PEMBELAJARAN TERPADU
a.    Landasan Pemikiran
b.    Landasan Normatif
c.    Landasan Praktis
4.    TEORI PERKEMBANGAN JEAN PEAGET
5.    TEORI VYGOTSKY
6.    TEORI BANDURA
1.    Fase Atensi
2.    Fase Retensi
3.    Fase Reproduksi
4.    Fase Motivasi
7.    TEORI BRUNNER
8.    PENUTUP
9.    DAFTAR PUSTAKA










LANDASAN TEORITIK DAN EMPIRIK
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Landasan Pemikiran
Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan landasan pemikiran yaitu:
Progresivisme, menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami, tidak artifisial.
Konstruktivisme, menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.
Developmentally Appropriate, menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa.
Landasan Normatif
Landasan Normatif , menghendaki bahwa pembelajaran terpadu hendaknya dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan pembelajaran.
Landasan Praktis
          Landasan Praktis, bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang dipengaruhi terhadap kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal.
Teori Perkembangan Jean Piaget  
Menurut Jean Piaget (dalam Nur, 1998:11), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu:
a). Tahap sensorimotor,
b). Praoperasional,
c). Operasi kongkrit
d). Operasi formal
Beberapa implikasi teori piaget dalam pembelajaran, menurut slavin ( dalam Nur, 1998:27), sebagai berikut:
1). Memfokuskan pada proses berpikir anak tidak sekedar pada produknya.
2). Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali    
      dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3). Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan.

Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan iama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno (1997: 73), antara lain:
(1). Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
(2). Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
(3). Mengajar adalah membantu siswa belajar,
(4). Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
(5). Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
(6). Guru sebagai fasilitator.

Teori Vygotsky
Bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas itu yang belum dipelajari namun tugas itu masih berada dalam zone of proximal development.
Ada dua implikasi utama teori vygotsky dalam pembelajaran sains, yaitu:
1).Susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tigas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif didalam masing-masing zone of proximal development.
2). Dalam pengajaran menekankan scoffolding sehingga siswa semakin lama
      semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri.
         Teori Bandura
Menurut bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Berdasarkan pola prilaku tersebut, Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu:
1.      Fase Atensi
Fase pertama dalam pembelajaran pemodelan adalah memberikan perhatian pada suatu model.
2.      Fase Retensi
Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001: 5), fase ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku dan menyimpan kode itu didalam ingatan (memoro jangka panjang).
3.      Fase Revroduksi
Fase revroduksi mengijinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat( pembelajar).
4.      Fase Motivasi
Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan.
Teori Bruner
Suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar.
Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut woolfolk, (1997: 320), yaitu:
1). Memberikan cintoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari,
2). Membantu siswa mencari hubungan antara konsep,
3). Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa menemukan sendiri
     jawabannya,
4). Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.

Pembelajaran terpadu memiliki landasan pemikiran yang menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu yang meliputi perkembangan kognitif, emosional, minat dan bakat siswa sehingga dapat memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar